Rabies atau penyakit anjing gila jangan dianggap sepele. Rabies merupakan salah satu penyakit infeksi pada manusia yg paling lama dikenal . Istilah penyakit rabies sebenarnya sudah mulai dikenal sejak zaman Babilonia sekitar abad ke-23 SM dan seseorang bernama Democritus menulis secara jelas ttg hewan yg menderita rabies pada tahun 500 SM. Tulisan tentang rabies pada manusia dgn gejala "takut air"/hidrofobia dibuat oleh Celsus pada abad pertama dan gejala klinis rabies diterangkan secara jelas oleh seorang dokter berkebangsaan Italia bernama Fracastoro pada abad ke-16. Mulai pada tahun 1880 louis Pasteur mendemonstrasikan adanya infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) ,sedangkan virus rabies sendiri baru dapat diperlihatkan dgn mikroskop elektron pada tahun 1960.
Rabies adalah infeksi virus akut yg menyerang sistem saraf pusat (SSP) manusia dan mamalia dengan mortalitas 100%. Penyebabnya adalah virus rabies yg termasuk genus
Lyssa virus, famili Rhabdoviridae. Rabies adalah penyakit zoonosis,penularan melalui jilatan atau gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, musang, srigala, raccon, kelelawar. Virus masuk melalui kulit yang terluka atau melalui mukosa utuh seperti konjungtiva mata, mulut, anus, genitalia eksterna.
Dapat dikatakan, rabies adalah penyakit yg sangat mematikan tetapi sering diabaikan. WHO menetapkan tanggal 28 September sebagai hari rabies sedunia
(World Rabies Day).
Masa inkubasi/gejala pada manusia yg terkena rabies akan timbul/nampak setelah 2 minggu sampai 8 bulan, tergantung jumlah virus yg masuk, berat dan luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan,jauh dekatnya lokasi gigitan ke sistem saraf pusat, persarafan daerah luka gigitan dan sistem kekebalan tubuh.
Penyebaran virus secara sentripetal melalui endoneureum sel Schwann dan aliran aksoplasma, mencapai ganglion dorsalis dalam waktu 60-72 jam. Selanjutnya virus menyebar dgn kecepatan 3 mm/jam menuju SSP (otak dan medulla spinalis) melalui cairan serebrospinalis.Di otak virus memperbanyak diri di semua neuron,kemudian bergerak ke perifer dalam serabut saraf eferen, saraf volunteer maupun saraf otonom, selanjutnya mencapai otot skeletal, otot jantung, medulla adrenal, ginjal, mata,pankreas. Pada tahap berikutnya virus akan terdapat pada kelenjar ludah,kelenjar lakrimalis, sistem respirasi, urin dan air susu.
Sejak penderita mengalami luka karena gigitan hewan tersebut.Penderita akan mengalami demam, nafsu makan berkurang,air liur dan air mata bertambah dan depresi mental (gugup,resah, euporia,takut air,cahaya, bunyi dll), sampai bisa terjadi kejang-kejang, kelumpuhan hingga dapat menyebabkan penderita meninggal karena gagal nafas.
Penangana luka secara dini menjadi penentu keberhasilan pengobatan selanjutnya.
Berat ringannya luka dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : kedalaman luka,lokasi luka, banyaknya gigitan, banyaknya virus dalam liur hewan yg menggigit dan kondisi imunologis dari penderita.
Berikut ini beberapa tips dan langkah-langkah penanganan luka gigitan:1.Segera luka dibersihkan, bisa menggunakan sabun/deterjen, dibilas dgn air bersih
mengalir 5-10 menit. Lalu dikeringkan dgn kain/tissue bersih dan dapat ditambahkan
antiseptik betadin ataupun alkohol 70%.
2.Lakukan eksplorasi pada luka. lakukan pembersihan dgn NaCl 0,9%, atau dgn H2O2 3%.
3.Luka yg ada jangan dijahit, kalau luka terlalu lebar bisa dilakukan penjahitan
secara longgar dgn menggunakan benang non absorbable, dan dipasang drain.
4.Pemberian vaksin rabies, 0,5 ml IM pada hari 1,3,7,14 dan hari ke-28 . Tidak ada
pembedaan dosis untuk anak-anak dan dewasa.
5.Dapat dikombinasikan dgn antibiotik, untuk mencegah adanya infeksi kuman atau
bakteri yg lain.
Barita lainnya :* Beda HIV dan AIDS* Filariasis* Fakta yg keliru ttg malaria* Apakah setiap anak yg diimunisasi diberi parasetamol* Hari TB se dunia 2010,mari kita perduli* Sekapur sirih