Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemoragic Fever , sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian demam berdarah dengue telah ditemukan pada semua propinsi di Indonesia. 35 kabupaten/ kota telah melaporkan adanya kejadianluar biasa (KLB).
Keberhasilan upaya penanganan kasus DBD ini terutama ditentnkan oleh
penemuan penderita secara dini dan
manajemen kasus yang efektif, serta kegiatan
penyelidikan epidemoligi, sebagai upaya memutuskan mata rantai penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue.
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue,yaitu manusia, virus dengue dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedesa aegypty.
Nyamuk aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesiesyg lain juga dapat menularkan virus ini, namun merupakan vektor yg kurang berperan.
Nyamuk aedes dapat mengundang virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur dan berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Virus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya, namun perannya dalam penularan virus tidak penting.
Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut akan menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia , virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
Secara epidemilogi,infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18,seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang doketer berkebangsaan belanda. Pada tahun 1968penyakit DBDdilaporkan disurabaya dan jakarta sebanyak 58 kasus, dgn jumlah kematian yang sangat tinggi, 24 orang (case fatality rate 41,3 %).
Faktor-faktor yg mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi, (2) Urbanisasi yg tdk terencana dan tdk terkendali, (3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yg efektif di daerah endemis, dan (4) Peningkatan sarana transportasi.
Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai faktor al: status imunitas penjamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, keganasan (virulensi) virus dengue, dan kondisi geografis setempat.
Berita terkait :
* Penyakit sepanjang zaman
Berita lainnya :
* Sosok sekretaris IBI kab.Paluta
* Program malaria di kab.paluta
* HIV dan AIDS
* PD3I